“Penderitaan Kristus Memberikan Hidup Yang Kekal”



Yohanes 3 : 14 - 21

by Pdt. Agustinus Sitanala

Yoh 3:1-21 adalah percakapan Nikodemus dengan Tuhan Yesus perihal “dilahirkan kembali  atau lahir baru” dan “hidup yang kekal”. Ada sebagian penafsir Alkitab mengatakan bahwa percakapan Tuhan dengan Nikodemus dimulai dari ayat 1 – 15. Ayat 16 – 21 adalah pengembangan oleh rasul Yohanes dengan ilham Roh Kudus. Untuk kita bukan masalah karena inti kebenarannya adalah penderitaan dan kematiaan Yesus memberi hidup yang kekal bagi yang percaya kepadaNya. Nikodemus mewakili komunitas Yahudi dan Yudaisme. Dia seorang pemimpin dan guru Israel, seorang Farisi, anggota Sanhedrin (majelis agama) datang kepada Yesus pada waktu senja/malam. Peristiwa ini terjadi setelah Yesus memasuki Yerusalem dan mengusir orang-orang yang berdagang di pelataran Bait Allah.


                Para Sanhedrin tahu bahwa tidak mungkin seseorang melakukan pekerjaan seperti Yesus kalau Dia tidak diutus Tuhan (2). – “kami tahu....” –menunjukkan Nikodemus mewakili kelompoknya. bahwa orang lain juga berpikir sama. Ayat-ayat sebelumnya juga menekankan kepada Nikodemus dan kita sebuah tema yang sejati - keterbatasan Yudaisme -  dengan menunjukkan pemimpin ini tidak memahami kebenaran rohani yang Yesus kemukakan. Yesus sebagai Tokoh sentral mencuplik peristiwa Ular Tembaga di padang gurun. (Bil. 21) sebagai salib dan diri-Nya sendiri (Yoh 3:14-15) di Padang Belantara Tuhan mengirim ular tedung sebagai hukuman atas ketidaktaatan Israel dan banyak yang mati di pagut ular diharuskan memandang ular itu dan akan sembuh (Bil 21:8-9)
             
              Sama seperti ular tembaga yang ditinggikan pada satu tiang kayu, Yesus juga mengalami proses penderitaan yang luar biasa sebelum dan sewaktu di salib. Darah-Nya tertumpah, tubuh-Nya penuh bilur akibat pukulan dan cambukkan. Jatuh bangun memikul salib dan kemudian ditinggikan pada salib yang dipikul-Nya sendiri. Ini penderitaan yang luar biasa. Oleh karena penderitaan dan kematian-Nya maka kita memperoleh keselamatan yaitu hidup yang kekal dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh (Yesaya 53 : 5). Bayangkan pemberontakan kita di timpahkan kepada Yesus!!  Bangsa Israel yang dipagut harus memandang ular tembaga untuk tetap hidup sebagai satu-satunya obat.
             
Ada 3 hal yang bisa kita pelajari tentang kisah ular tembaga
1)   Itu Menggelikan / Tidak Masuk Akal. Kalau kita jadi orang Israel yang kena gigitan ular berbisa, dan kita merasakan rasa sakit dan panas pada daerah sekitar gigitan itu, apakah kita percaya bahwa hanya dengan memandang kepada patung ular tembaga itu kita bisa sembuh? Itu tidak masuk akal. Analoginya: Untuk kebanyakan orang di luar sana Salib Kristus adalah kebodohan (I Kor 1:21b-24). Dalam Gal 3:13  Paulus mencuplik Ul 21:22-23 :  Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!". Yesus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.( 2 Kor. 5 : 21)
2)   Itu Adalah Satu-satunya Jalan Keselamatan. Kalau mereka menolak jalan itu dan mencari jalan  lain, dengan mengikat bagian yang digigit atau dengan mencari obat lain manapun juga, mereka pasti mati. Hanya kalau mereka mau memandang kepada ular tembaga yang dibuat Musa barulah mereka bisa sembuh. Kalau manusia sekarang mau selamat maka dia harus menerima salib Kristus sebagai satu-satunya jalan. Tidak ada jalan lain, hanya iman kepada Yesus bukan perbuatan baik dsbnya.
3)  Salib Itu Dibutuhkan Oleh Semua Orang. Artinya: Semua orang membutuhkan Kristus sebagai obat karena ‘semua orang telah berbuat dosa’ (Rom 3:23). Semua manusia adalah orang berdosa, sehingga kalau tidak mempunyai Penebus dosa / Juruselamat, maka mereka / saudara harus menanggung sendiri hukuman dosa itu dengan masuk ke neraka selama-lamanya.

Rasul Yohanes menerangkan kepada kita bahwa dasar Allah mengrim Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita dan memberi hidup yang kekal bagi yang percaya adalah KASIH. (16). Ayat ini dapat dibagi empat hal.(1).Kasih Allah sebagai Sebab,(2).Anak-Nya sebagai Pemberian (3). Iman sebagai Syarat. (4). Kehidupan, bukan kematian sebagai Akibat.

Hidup kekal berakar dalam karya "Anak Manusia yang ditinggikan", yang berakar dalam kasih Allah. Orang Yahudi sudah mengerti bahwa Allah mengasihi mereka, tetapi mengatakan bahwa Dia mengasihi dunia ini karena dunia ini jahat. Orang Kristen dilarang mengasihi dunia. Larangan tersebut dan pernyataan ini tidak bertentangan, karena kasih Allah adalah kasih yang memberi, sedangkan larangan itu melarang kasih yang mau mengambil untuk dirinya sendiri (1 Yoh. 2 : 15 – 17).Akibat tidak percaya kepada Yesus sama seperti orang yang mengelak datang kepada terang. supaya tetap jahat. (Yoh. 3 : 19  - 21). Kalau kita melakukan yang benar maka orang akan melihat bahwa Tuhan yang melakukannya didalam kita, nama Tuhan dipermuliakan

              Jadi, pelajaran rohani yang kita peroleh dari renungan Firman Tuhan ini adalah: Pertama,Penderitaan dan Kematian Kristus memberukan hidup yang kekal bagi kita karena Allah mengasihi kita. Kedua, bahwa untuk memperoleh keselamatanatau hidup yang kekal itu, kita harus percaya dan menerima Kristus dan menerima Kristus sebagai juruselamat dunia. Ketiga, bahwa tujuan utama Allah menganugerahkan Kristus menderitadan mati di kayu salib di Golgota adalah supaya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal.

Jangan Lupa Follow Ya twitter saya..
And Like Our Fans Page

God Bless.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar