1.
Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya
TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu
yang mengatasi langit dinyanyikan. 2.
(8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah
Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh
dan pendendam. 3.
(8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: 4.
(8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 5.
(8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. 6.
(8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: 7.
(8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; 8.
(8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. 9.
(8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Agustinus merupakan salah seorang pemikir kristiani yang paling hebat sepanjang masa. yang menarik ia berdoa dengan khusuk dan efektif ketika sedang serius memikirkan sesuatu. Ia mungkin dijuluki "pemikir yang berdoa". Kerap kali Agustinus mulai menyusun sebuah dalil dan mengakhirinya dengan doa. kutipan berikut ini adalah salah satu contoh karya teologinya:
"Betapa berlambat kudatang untuk menghampiri Engkau, yang terindah dari dulu dan sekarang; terlambat kudatang untuk mengasihiMu... Engkau telah memanggilku; ya, Engkau bahkan telah membuka telingaku. Cahaya-Mu menyinari aku dan mecelikan mataku."
ini bukan suatu renungan yang hampa dari seorang teolog gadungan atau filsuf yang hanya mempu memaparkan teori. Akan tetapi, ini adalah pemikiran dari seorang yang memiliki kehidupan doa yang tulus.
Berpikir sambil berdoa bukanlah suatu hal yang aneh bagi Agustinus. Daud pernah merenungkan keindahan ciptaan sehingga menjadi terdorong utnuk menyembah Sang Pencipta: "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan binytang yang Kau tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?"
Pada saat kita menjalani kehidupan, pemikiran terdalam, perasaan, dan doa kita saling bertautan. Ketika sedang melihat keindahan alam, atau bahkan sedang menyelesaikan sebuah masalah, maka saat seperti itu dapat menjadi kesempatan untuk berpikir sambil berdoa
"Betapa berlambat kudatang untuk menghampiri Engkau, yang terindah dari dulu dan sekarang; terlambat kudatang untuk mengasihiMu... Engkau telah memanggilku; ya, Engkau bahkan telah membuka telingaku. Cahaya-Mu menyinari aku dan mecelikan mataku."
ini bukan suatu renungan yang hampa dari seorang teolog gadungan atau filsuf yang hanya mempu memaparkan teori. Akan tetapi, ini adalah pemikiran dari seorang yang memiliki kehidupan doa yang tulus.
Berpikir sambil berdoa bukanlah suatu hal yang aneh bagi Agustinus. Daud pernah merenungkan keindahan ciptaan sehingga menjadi terdorong utnuk menyembah Sang Pencipta: "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan binytang yang Kau tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?"
Pada saat kita menjalani kehidupan, pemikiran terdalam, perasaan, dan doa kita saling bertautan. Ketika sedang melihat keindahan alam, atau bahkan sedang menyelesaikan sebuah masalah, maka saat seperti itu dapat menjadi kesempatan untuk berpikir sambil berdoa
BERPIKIR SAMBIL BERDOA MENUNTUN KITA
UNTUK BERSYUKUR DENGAN PENUH ARTI
"TUHAN YESUS MEMBERKATI"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar